TUGAS
TERSTRUKTUR
FILSAFAT ILMU SOSIAL
PERILAKU SOSIAL SEBUAH KEBENARAN
OLEH:
FITRIANI
NUR AMANAH (F1A011054)
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS
JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN
SOSIOLOGI
PURWOKERTO
2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
1.
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Identifikasi
Masalah 1
Apa Itu
Perilaku Sosial 1
Apa Itu
Kebenaran 1
Apakah
Perilaku Sosial Sebuah Kebenaran 2
C. Perumusan
Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Perilaku
Sosial 3
B. Pengertian
Kebenaran
C. Perilaku
Sosial Sebuah Kebenaran 4
BAB III PENUTUP 6
A. Kesimpulan 6
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 7
i
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Filsafat
ilmu sosial merupakan sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana upaya untuk
mencari sebuah kebenaran dengan mengunakan akal budi mengenai hakekat ilmu
sosial, sebab-sebab munculnya, asal usul ilmu dengan cara-cara yang sistematis,
koheren dengan metode tertentu. Yang mana dalam sebuah ilmu itu terdapat
permasalahan-permasalahan yang harus dicari kebenaranya. Salah satu pembahasan
dalam ilmu sosiologi ada yang disebut dengan
perilaku sosial yang mana dapat dikupas dengan cara pandang filsafat
ilmu sosial.
Dalam
sebuah masyarakat perilaku sosial sudah mendarah daging dan bahkan perilaku
tersebut ialah warisan turun temurun dari nenek moyang, namun kebenaran dari
perilaku tersebut masih ada yang diragukan sehingga perlu dicari kebenarannya
yang sesuai dengan akal budi.
Perilaku
sosial dalam kajian sosiologi dapat disesuaikan dengan teori kebenaran yang ada
pada kajian filsafat ilmu yakni teori tentang kebenaran yang pertama yaitu teori
korespondensi atau the corespondence theory of truth, yang akan dibahas dalam
makalah ini.
B. Identifikasi
Masalah
Ø Apa
itu perilaku sosial
Perilaku
sosial atau yang biasa desebut dengan tindakan sosial terkadang belum tentu
disebut kebenaran. Perilaku dalam masyarakat bersifat tidak tetap dapat berubah
sesuai dengan keadaan. Perilaku tiap individu memiliki perbedaan masing-masing.
Perilaku sosial juga merupakan perilaku yang melibatkan pihak lain dalam
bertindak.
Ø Apa
itu kebenaran
Kebenaran
yang ada dalam filsafat ialah kebenaran yang berdasarkan pada akal budi. Kebenaran
muncul seiring dengan adanya filsafat yang merupakan ‘induk’ ilmu pengetahuan.
1
Istilah filsafat telah dikenal manusia sejak 2700
tahun yang lalu. Pada masa Yunani kuno, di Militos, Asia Kecil, tempat
perantauan orang Yunani, di sanalah awal mula munculnya filsafat. Mula-mula
jejak sejarah awal filsafat ditandai oleh munculnya tokoh-tokoh pemikir besar
pada zamannya, seperti Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Dari ke tiga filosof
besar ini Thaleslah orang pertama yang mempersoalkan substansi terdalam dari
segala sesuatu. Dan dari situlah munculnya pengertian-pengertian kebenaran yang
hakiki.
Ø Apakah
perilaku sosial itu sebuah kebenaran
Perilaku sosial dikatakan sebuah
kebenaran karena sesuai dengan fakta yang ada sesuai dengan teori kebenaran
korespondensi.
C. Perumusan Masalah
perilaku
setiap individu selalu memiliki pebedaan, sehingga kita tidak bisa mengatakan
bahwa perilaku sosial seorang individu satu itu benar dan mengatakan
terhadap individu lainnya bahwa itu
benar. Contoh yang sering ditemui ialah perilaku menyapa orang yang lebih tua
jika bertemu dijalan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perilaku Sosial
Perilaku adalah merupakan perbuatan
atau tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan
dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Perilaku sosial
menurut max weber sering disebut sebagai tindakan sosial. Sesuai dengan
definisi sosiologi menurut weber sosiologi weber adalah ilmu tentang perilaku
sosial. Menurutnya
terjadi suatu pergeseran tekanan ke arah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada
diri anggota masyarakat, yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada
kelakuannya. Suatu perilaku yang disebut sebagai perilaku sosial itu merupakan
perilaku individu yang melibatkan individu lain.
Weber membuat klasifikasi mengenai perilaku sosial atau tindakan
sosial menjadi 4 yaitu:
- Kelakuan yang diarahkan secara rasional kepada tercapainya suatu tujuan. Dengan kata lain dapat dikatakan sebagai kesesuaian antara cara dan tujuan. Contohnya Belajar dengan rajin agar mendapatkan hasil ujian yang memuaskan.
2. Kelakuan yang berorientasi kepada nilai.
Berkaitan dengan nilai – nilai dasar dalam masyarakat, nilai disini
seperti keindahan, kemerdekaan, persaudaraan, dll. misalnya ketika kita melihat
mahasiswa yang berasal dari berbagai kalangan berbaur bersama tanpa
membeda-bedakan.
- Kelakuan yang menerima orientasi dari perasaan atau emosi atau Afektif . contohnya seperti orang yang sedang jatuh cinta.
- Kelakuan Tradisional bisa dikatakan sebagai Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan Rasional. Contohnya Berbagai macam upacara atau tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan nenek moyang.
3
B.
Pengertian Kebenaran
Kebenaran menurut Bradley adalah kenyataan namun kenyataan
itu tidak selalu yang seharusnya terjadi, karena kenyataan yang terjadi bisa
berbentuk ketidakbenaran, sehingga munculah dua pengertian kebenaran. Pertama
adalah kebenaran yang berarti nyata-nyata terjadi disatu pihak dan yang kedua
adalah kebenaran dalam arti lawan dari keburukan (ketidakbenaran).
Adapun teori-teori tentang kebenaran, ada tiga macam yakni:
1.
Teori
Korespondensi (The Correspondence Theory of Thruth)
Teori
kebenaran korespondensi memandang bahwa kebenaran adalah kesesuaian antara
pernya-taan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Makna yang
lain, kebenaran adalah sesuatu yang bersesuaian dengan fakta. Suatu proposisi
adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan apa
adanya.
Teori
ini merupakan teori kebenaran yang pertama sehingga dapat dikatakan sebagai
teori kebenaran tradisional karena Aristoteles sejak awal (sebelum abad Modern)
mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai dengan kenyataan yang
diketahuinya.
2.
Teori
konsistensi atau Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth)
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain yaitu fakta atau realita, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.
Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lain yaitu fakta atau realita, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan itu sendiri.
3.
Teori Pragmatik
(The Pragmatic Theory of Truth)
Teori
kebenaran ini dikembangkan oleh William James dari Amerika Serikat yang
menyatakan bahwa dalil atau teori tergantung semata-mata pada berfaedah
tidaknya suatu dalil bagi manusia. Menurut teori ini segala sesuatu dikatakan
benar sepanjang proposisi itu berlaku (works) atau memuaskan (satidfies).
4
C. Perilaku
Sosial Sebuah Kebenaran
Pembahasan ini mengarah pada
perilaku sosial sebuah kebenaran yang mana dikatakan perilaku sosial sebuah
kebenaran karena menganut dalam teori korespondensi yang mengatakan bahwa
kebenaran itu berdasarkan fakta. Jika suatu kebenaran itu berdasarkan fakta
maka perilaku sosial yang dibahas disini ini merupakan perilaku sosial yang
berdasarkan perilaku yang nyata.
Perilaku sosial sebagian dapat
dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas, namun sebagian juga tidak
dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasionalitas. Makna dari manifestasi
rasional disini bisa diartikan sebagai suatu perilaku sosial ada yang masuk
akal dan tidak., Sebagian besar orang mengatakan jika suatu perilaku itu sesuai
dengan akal atau sering disebut sebagai perilaku yang rasional maka cenderung
perilaku rasional tersebut benar.
Kebenaran suatu perilaku sosial
hanya dapat dimengerti dari arti subjektif dan pola-pola motivasional yang
berkaitan dengan perilaku tersebut, yang mana setiap perilaku sosial pasti
memiliki motif atau tujuan. Contoh sebuah perilaku sosial yang sesuai dengan
fakta yang dapat disebut sebagai suatu kebenaran adalah seorang anak muda
bertemu dengan orang yang lebih tua maka harus menyapa, jika tidak maka akan
menjadi permasalahan dalam tata aturan masyarakat tersebut yang mana telah mempercayai bahwa anak muda yag baik dan
sopan pasti hormat kepada orang yang lebih tua dengan cara menyapa jika
bertemu.
Keyakinan tentang hal semacam diatas
juga termasuk tindakan sosial menurut Max Weber yaitu tindakan tradisional yang
bertujuan untuk melestarikan warisan nenek moyang. Disebut dengan perilaku yang
benar juga termasuk didalamnya karena mengandung nilai-nilai tertentu seperti
kesopanan, hal ini sudah terbukti sesuai fakta yang ada didalam masyarakat
dimana anak yang sopan biasaya akan menyapa orang yang lebih tua darinya.
5
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulakan bahwa suatu perilaku sosial
dikatakan benar jika sesuai dengan fakta yang telah ada dan mencakup pada
pengertian dari teori perilaku sosial menurut Max Weber dan teori kebenaran
yang sesuai.
B.
Saran
Untuk menentukan sebuah perilaku sosial itu sesuai dengan kebenaran atau
tidak harus dilihat dan dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola
motivisional yang berkaitan dengan perilaku tersebut karena tidak semua
perilaku dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasional atau sesuai akal.
6
DAFTAR
PUSTAKA
Mustansyir Rizal M.Hum Drs. dan Munir Misnal M.Hum. Drs.
2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Narwoko Dwi J. Suryanto Bagong(ed.). 2004. SOSIOLOGI
TEKS PENGANTAR DAN TERAPAN. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
KJ Veeger. 1990. Realitas
Sosial: refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam
cakrawala sejarah sosiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. http://google.com
A Realist Conception Of Truth, WillIam P. Alston. Cornell University
Press. http://google terjemahan.com
Sosial Sosiologi. http://google.com
Materi Mata Kuliah FILSAFAT ILMU SOSIAL ppt. Prof. Dr. Imam
Santosa, M. Si.
Teori-teori Kebenaran:
Korespondensi, Koherensi, Pragmatik, Struktural Paradigmatik, dan Performatik. www.kompasiana sharing. Connecting.com