Selasa, 23 Oktober 2012

makalah TPM


TUGAS TERSTRUKTUR
TEORI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI NASI BORAN (SEGO BORAN)
                    

OLEH:
FITRIANI NUR AMANAH (F1A011054)
ASAL:
LAMONGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN SOSIOLOGI
PURWOKERTO
2012


Pemberdayaan Masyarakat Melalui Nasi Boran (Sego Boran)
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kabupaten Lamongan yang sering dekenal dengan sebutan LA ini memiliki banyak cerita, untuk mudah mengenalinya jika ada yang mengatakan tentang Persela, ya Persela adalah persatuan sepakbola lamongan. Tim sepakbola milik Lamongan ini membawa Lamongan menjadi salah satu kabupaten yang memiliki nama di Indonesia walaupun belum setingkat dengan Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Lamongan tidak hanya terkenal dengan tim sepakbolanya namun ciri khas lain yang Lamongan miliki dan tidak semua kota miliki adalah ciri khas kulinernya.
Berbagai macam kuliner khas Lamongan memiliki ciri tersendiri seperti soto Lamongan, tahu campur, tahu tek, jumbrek, nasi boran, wingko babat dan pecel lele. Dalam pembahasan makalah ini akan lebih dijelaskan tentang salah satu makanan khas lamongan yaitu sego boran (nasi boran).
Makanan khas suatu daerah tentunya memiliki nilai tersendiri yang tidak akan didapat di tempat lain, meskipun ada di tempat lain rasa dan kekhasannya tidak akan seperti yang asliya yang dijumpai di daerah asalnya. Suatu kekayaan daerah harus tetap dijaga agar lestari untuk selamanya, untuk dapat melestarikannya adalah dengan tetap dijaga keberadaannya agar tidak dapat digantikan dengan yang baru yang bukan dari daerah tersebut.
B.     Rumusan Masalah
Suatu daerah memiliki potensi lokal yang peru dikembangkan untuk memperdayakan masyarakatnya. Seperti yang dimiliki oleh daerah Lamongan yaitu potensi kuliner yang dimiliki perlu dikembangkan. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana cara mengembangkan potensi kuliner lokal yang dimiliki Lamongan berupa nasi boran  agar dapat dimanfaatkan untuk memperdayakan masyarakatnya?
C.     Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan potensi kuliner lokal Lamongan yang dimiliki Lamongan berupa nasi boran agar dapat dimanfaatkan untuk memperdayakan masyaraktnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Nasi Boran
Nasi boran atau di dalam bahasa jawa sering disebut dengan sego boran ini merupakan salah satu makanan khas Lamongan yang hanya dapat dijumpai di daerah Lamongan saja. Tidak seperti makanan khas Lamongan yang lain seperti soto ayam Lamongan, dan tahu campur yang dapat dijumpai diberbagai tempat. Selain itu juga wingko Babat yang merupakan ciri khas lamongan, wingko yang berasal dari Kecamatan Babat ini malah sering disebut-sebut sebagai makanan khas Semarang.
Keistimewaan dari nasi boran atau sego boran ini tidak hanya dapat dijumpai di Lamongan saja namun, keistimewaan lainnya ada pada nasinya tersebut yang berhubungan dengan sejarah adanya nasi boran ini. Nama dari nasi boran sendiri berasal dari nama boran tersebut yaitu tempat yang digunakan untuk mewadai atau menaruh nasinya, yang berupa keranjang yang terbuat dari anyaman bambu. Dulu sebelum ditemukannya perabot rumah tangga boran ini juga dijadikan masyarakat untuk menyimpan nasi. Boran berbentuk lingkaran di bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudut di bagian bawahnya disangga dengan bilah bambu agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau alas lainnya.  
Boran tidak dapat dibuat sendiri, boran ini di pesan kepada perajin yang ada di Lamongan tepatnya di Desa Kawotan Kabupaten Lamongan. Daerah ini terkenal sebagai perajin boran karena sudah turun-temurun. Harga boran ini sekitar Rp. 60.000.
Dahulu nasi boran ini dijajakan berkeliling oleh ibu-ibu desa kawotan dengan mengendong  boran yang berisi nasi beserta lauk-pauknya. Namun saat ini sudah jarang dan hampir tidak ditemui penjual nasi boran secara berkeliling. Sekarang kebanyakan penjual nasi boran hanya manggkal di suatu tempat, seperti di alun-alun Lamongan dan tempat keramaian yang lain
Mungkin menjadi pertanyaan sebenarnya apakah nasi boran ini? Sekilas nasi boran ini mirip dengan nasi sambal asli Surabaya, atau dengan nasi jagung. Namun nasi boran memiliki kekhasan tersendiri selain tadi yang disebutkan diatas dari tempat dijumpainya dan tempat nasinya.
Ciri khas dari menu nasi boran ini adalah sambal boran, yakni racikan bumbu lengkap yang terdiri dari lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, dan merica.   yang telah digoreng dengan jumlah cabe yang lebih banyak dari racikan sambal-sambal biasa sehingga sambal boranan ini selalu terasa pedas. Biasanya, ibu-ibu yang memasak nasi boran ini masih menggunakan bahan bakar kayu agar bau nasi dan sambalnya terasa lebih sedap.
Selain disajikan dengan sambal boran yang khas, nasi boran dahulu hanya di sajikan dengan ikan sili. Namun sekarang tidak hanya dengan ikan sili karena sudah jarang ditemukan ikan sili maka lauk-pauknya pun beraneka ragam. Seperti ayam goreng, udang, tempe, tahu, telur asin, telur ceplok, telur dadar digoreng dengan tepung, sate uretan (bakal calon telur), jerohan, ikan bandeng, ikan kuthuk, pletuk, empuk, rempeyek kacang atau teri, dan urapan sayur.
Lauk yang tidak dapat ditemui di menu lain selain ikan sili adalah empuk dan pletuk. Empuk terbuat dari tepung yang dibumbui, sementara pletuk terbuat dari nasi atau kacang yang dikeringkan dan dibumbui dan digoreng. Nama pletuk diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah.
Yang menjadi pelengkap nasi boran selain lauk-pauk dan sambalnya adalah urapan sayur yang dimakan dengan sambal urap berbahan bawang merah, bawang putih, garam, cabe merah, penyedap rasa, dan parutan kelapa. Cara memasaknya unik, bukannya dikukus atau dibiarkan mentah, tetapi dipanaskan dengan kreweng (pecahan genteng), semacam tanah liat bentuk persegi dan dibakar sehingga menghasilkan asap sehingga menimbulkan aroma yang sedap.
Ketiga lauk-pauk itulah yang menjadi kekhasan dari nasi boran ini yaitu ikan sili, empuk, dan pletuk. Tidak ketinggalan juga sambal pedas yang di guyur kuah kental yang berasal dari beras mentah serta urapan sayurnya.
B.     Pemberdayaan Masyarakat Melalui Nasi Boran
Penjajakan nasi boran ini berada di daerah keramaian di pusat kota Lamongan, seperti di alun-alun, pasar, depan stasiun dan Lamongan Plaza. Harga nasi boran sangat terjangkau dari Rp. 3.000 sampai Rp. 7.000 tergantung lauk yang dipakai. Penggemar nasi boran tidak hanya dari dalam kota namun sering dijumpai pula penikmat nasi boran yang berasal dari luar kota Lamongan.
Pelestarian sebuah ciri khas daerah tidak hanya pada lingkup daerah tersebut namun, dengan membawanya keluar dari lingkup tersebut sehingga akan memperkenalkannya ke dunia luar. Sama halnya dengan nasi boran kuliner khas Lamongan ini. Walaupun dengan keberaadannya yag hanya dapat ditemui di daerah aslinya Lamongan, kuliner ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperdayakan masyarakat Lamongan yang belum mempunyai pekerjaan yang mapan.
Pemebrdayaan yang dimaksudkan tidak sebatas memperdaya masyarakatnya saja namun dengan membawa suatu permata miliki daerah akan menjadikan harum nama daerah tersebut. Seperti Dawet Ayu miliki kabupaten Banjarnegara yang dapat dijumpai diseluruh Indonesia menjadikan Banjarnegara harum. Lamongan pun tidak boleh maju dari satu bidang saja tetapi semua potensi yang dimiliki harus dapat dikembangkan.
Suatu potensi harus dapat diberdayakan agar yang memiliki potensi tersebut berdaya. Pemberdayaan merupakan proses menjadikan orang atau masyarakat berdaya, memiliki kemampuan atau kapasitas melakukan sesuatu. Sebagaimana konsep pemberdayaan yang ada di Indonesia yaitu bagaimana menggali potensi agar masyarakat dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.
Maksud dari pemberdayaan yang perlu diterapkan di Lamongan berhubungan dengan nasi boran adalah, Lamongan memiliki aset kuliner yang masih berada di dalam daerah meskipun keberadaannya yang ada di dalam daerah itu menjadi ciri khas tersendiri. Tetapi adanya pengembangan dalam segi perluasan produk perlu untuk memperdayakan masyarakat sekitar agar mampu memperdayakan apa yang mereka miliki itu.
Nasi boran biasanya dijajakan oleh ibu-ibu dengan lesehan mengunakan tikar dan berjajar secara rapi. Dan hingga saat ini belum dapat ditemukan restoran ataupun warung sekali pun yang menjual nasi boran. Dengan peluang yang ada ini sebenarnya dapat dimanfaatkan dengan baik. Mengunakan sistem pemberdayaan kelompok yang mana penjual nasi boran ini sudah memiliki sistem tersendiri dalam menjajakan nasi borannya yaitu dengan cara kerja shif (pergantian).
Untuk melakukan sebuah pemberdayaan yang harus diingat adalah dengan mengunakan sisitem perencanaan partisipatif dan sistem yang bersifat bottom-up. Yang mana tetap melibatkan masyarakat untuk membuat rencana-rencana dan mementingkan kebutuhan masyarakat sekitar. Selain perencanaan partisipatif dan sifat bottom-up, pendekatan community management atau menejemen komunitas atau menegemen lokal tradisional perlu karena pendekatan ini menekankan pada upaya menggali potensi sumber daya lokal dalam rangka pemberdayaan masyarakat baik secara politik, ekonomi manupun sosial kemasyarakat.
Pendekatan managemen community dalam perluasan produk nasi boran ini bergerak dalam pemberdayaan masyarakatnya agar mampu memperdayakan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena basic dari budaya masyarakat yang ada adalah pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi. dengan memperhatikan bahwa setiap daerah memiliki kearifan lokal atau sumber daya lokal seperti Lamongan yaitu kuliner nasi boran.
Pemberdayaan kelompok dengan menciptakan komunitas penjual nasi boran, sebagian penjual nasi boran diberi fasilitas dengan memberi pinjaman modal untuk membuat warung yang khusus menjual nasi boran tanpa menghilangkan kekhasan nasi borannya. Memperluas daerah untuk menjual nasi boran yang awalnya hanya dapat ditemui di pusat kota Lamongan saja, maka perlu perluasan. Karena di daerah Lamongan yang jauh daru pusat kota Lamongan nasi boran ini masih sulit untuk ditemui. Selain memperluas daerah untuk menjual, adalah untuk memperkenalkan kuliner khas Lamongan secara dekat dengan masyakarat Lamongan.
Perluasan ini tidak berhenti sampai di daerah Lamongan pinggir (yang jauh dari pusat kota). Tetapi keluar daerah Lamongan dengan cara awal menjajakan nasi boran secara berkeliling seperti awal mula adanya nasi boran dengan tujuan memperkenalkan nasi boran kemasyarakat luas. Adanya program perluasan dan peningkatan level nasi boran ini akan menjadikan nasi boran lebih dikenal secara luas dan tidak hanya dikenal sebagai kuliner pinggiran. Yang akan menyusul soto Lamongan yang sekarang dapat ditemui dimana pun dan bahkan di restoran-restoran besar.
Selain itu juga akan memberi kesempatan kerja hususnya bagi orang Lamongan sendiri karena resep nasi boran dan hal-hal yang berhubungan dengan nasi boran hanya dapat dibuat dan dilestarikan oleh orang Lamongan. Meskipun ada orang lain yang bisa membuatnya namun tidak akan seistimewa orang Lamongan yang membuatnya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Suatu kearifan lokal atau sumber daya lokal harus tetap dijaga agar dapat dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya. Cara untuk melestarikan dan menjaganya ada banyak cara. Selain dengan melestarikannya kearifan lokal tersebut dapat digunakan sebagai pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dan meningkatkan perekonomian masyaraktnya.
Pemberdayaan suatu potensi yang dimiliki daerah harus mengunakan cara-cara yang tepat agar sesuai dengan kemampuan dan daya daerah tersebut. Untuk dapat mengetahuinya maka digunakan pendekatan yang sesuat, sistem yang tepat dan cara-cara yang tepat. Yaitu pendekatan menegemen community, sistem yang bersifat bottom-up dan perencanaan partisipatif.
Meskipun nasi boran sekarang ini menjadi kuliner Lamongan yang belum dapat ditemui didaerah manapun kecuali di Lamongan, dengan adanya makalah ini akan muncul kesadaran bahwa suatu potensi daerah yang harus dijaga kelestariannya tidak hanya dengan menetapkannya di satu tempat saja. Namun membawanya keluar daerah menjadi salah satu cara agar potensi yang dimiliki oleh Laomongan yaitu nasi boran ini dapat dikenal oleh seluruh masyarakat khususnya yang ada di Indonesia.
Dengan memperdayakan masyarakat sekitar pun akan memnjadikan masyarakat yang berada didaerah Lamongan menjadi mampu dan berdaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Yang mungkin selama ini hanya beberapa saja yang dapat menjajakan nasi boran ini karena tempat untuk menjajaknnya terbatas. Sementara masyarakat yang lain pun memiliki potensi untuk dapat menjual nasi boran.
B.     Saran
Beberapa cara untuk memperdayakan masyarakat Lamongan yang memiliki potensi dalam pengembangan nasi boran dari penjajakan berkliling, lesehan hingga mengupayakan untuk dapat menjadikan nasi boran sebagia salah satu menu khas Lamongan yang dapat dijumpai di warung- warung dan restoran dapat dijalankan jika seluruh pihak yang bersangkutan dapat bekerjasama.  








DAFTAR PUSTAKA
Agoenx, Agunx. 2012. Nikmatnya Nasi Boran Khas Lamongan. http://www.jelajah-nesia.blogspot.com . Diakses pada 4 Oktober 2012.
Lamongan, Blog. 2012. Wisata Kuliner – Makanan Khas Kota Lamongan. http://blog_lamongan.blogspot.com . Diakses  pada 4 Oktober 2012.
Surya. 2009. Sego Boran Ciri Khas Lamongan Selain Soto. http://lamongan,kompas.com . Diakses pada 4 Oktober 2012.



makalah sosiologi pedesaan


TUGAS TERSTRUKTUR
SOSIOLOGI PEDESAAN
PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT SEBAGAI SEKTOR PEMBANGUNAN PEDESAAN
                    

OLEH:
FITRIANI NUR AMANAH (F1A011054)



DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN SOSIOLOGI
PURWOKERTO
2012
PEMANFAATAN SUMBER DAYA LAUT SEBAGAI SEKTOR PEMBANGUNAN PEDESAAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sosiologi pedesaan merupakan salah satu cabang dari ilmu Sosiologi. Ruang lingkup dari Sosiologi pedesaan mencakup proses-proses sosial, struktur sosial, dinamika sosial, perubahan sosial dan pola perilaku serta mata pencaharian yang ada di masyarakat pedesaan. Sosiologi pedesaan sering dikaitkan dengan pertanian karena sebagian besar mata pencaharian yang ada di pedesaan ialah dalam sektor pertanian.  Namun didaerah yang dekat dengan laut nelayan juga identik dengan pekerjaan masyarakat pedesaan. Sehingga sektor yang ada dipedesaan bukan hanya pertanian tetapi sektor kelautan juga.
Sumber daya alam yang berada di laut bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakatnya, jika dapat diolah dengan baik. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, masyarakat pun harus dibekali dengan ketrampilan khusus dalam mengolahnya.
Pebangunan dalam desa tidak hanya berupa pembangunan yang nampak seperti berdirinya pabrik-pabrik dan gedung-gedung yang tinggi menjulang. Namun pembangunan itu harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan dan masyarakatnya. Seperti dalam pendidikan, ekonomi dan moral yang harus tetap dijaga sebagaimana desa masih memiliki kekuatan moralitas yang tinggi.
Walaupun sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pedesaan Indonesia, namun perhatian kita tidak boleh luput juga dari sektor kelautan yang ada dipedesaan daerah pantai utara jawa salah satunya ialah daerah kabupaten Lamongan yang memiliki beberapa desa yang berada di pesisir pantai.



B.     Rumusan Masalah
Dengan ciri-ciri masyarakat pedesaan yang dikenal dengan disiplin dan giat bekerjanya semestinya potensi yang dimiliki sebuah desa dapat terolah dengan baik jika mereka memilki keahlian yang sesuai dengan lingkungan yang mereka tempati. Namun kebanyakan dari masyarakat desa itu hanya memproses ditahap awal saja misalnya ketika mereka memanen jagung mereka hanya sampai pada tahap pemanenan setelah itu jagung akan dijual kepada pengepul dan diolah oleh pabrik-pabrik besar. Padahal masyarakat yang memilki ketrampilan khusus harusnya bisa mengolah jagung yang mereka panen itu dengan prosedur home industry.
Disisi lain sebuah gebrakan untuk melakukan perubahan dalam masyarakat pedesaan sering menemui kendala yaitu kendala sosial dan sikap konservatif terhadap pembangunan ekonomi. pokok permasalahn yang harus diselesaikan bersama adalah bagaimana masyarakat desa yang berada di daerah perairan dapat memanfaatkan sumber daya laut yang mereka dapat agar menjadi lebih bernilai?

C.     Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahuai bagaimana masyarakat desa yang berada di daerah perairan dapat memanfaatkan sumber daya laut yang mereka dapat agar lebih bernilai.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sosiologi Pedesaan
Sosiologi Pedesaan memiliki berbagai macam pengertian, definisi yang mudah untuk dimengerti adalah sebuah ilmu Sosiologi yang mempelajari seluruh komponen yang ada dalam masyarakat pedesaan seperti interaksi, proses sosial dan kelompok-kelompok yang ada dalam sebuah masyarakat desa.
Pengertian Sosiologi Pedesaan menurut beberapa ahli:
1.      NL Sims
Sosiologi Pedesaan adalah studi tentang masyarakat yang masih bergantung pada pertanian
2.      Smith and Zopf
Sosiologi Pedesaan adalah studi tentang masyarakat pedesaan yang meliputi organisasi, proses, sturktur, sistem dan perubahannya.

B.     Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan adalah sekumpulan orang yang mendiami suatu tempat yang disebut sebagai desa. Pengertian desa sendiri menurut Sutarjo Kartohadi Kusumo adalah suatu kesatuan hukum dimana tempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.
Kehidupan masyarakat pedesaan memiliki beberapa ciri antara lain yaitu adanya konflik dan persaingan yang bersumber dari banyaknya pertengkaran yang sering berkaitan dengan persengketaan tanah, adanya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda. Ciri yang lain juga masyarakat yang tinggal di pedesaan memiliki sifat pekerja keras, mereka bekerja keras agar dapat bertahan hidup. Sistem tolong menolong, dalam masyarakat pedesaan sistem tolong menolong ini masih dijunjung tinggi. Seperti dalam usaha-usaha pertanian mereka masih mengunakan sistem tolong menolong, dalam keadaan kecelakaan atau kematian tanpa diminta warga desa akan saling tolong menolong. Jiwa gotong royong, memiliki kesamaan dengan tolong menolong namun gotong royong ini lebih ditekankan pada kelompok-kelompok primer yang ada pada masyarakat tersebut. Musyawarah dan jiwa musyawarah, dalam masyarakat pedesaan ketika mereka ingin mengambil keputusan dalam suatu perkara mereka akan memutuskannya dengan sistem rapat yang menghasilkan keputusan bersama tanpa mementingkan kepentingan mayoritas atau minoritas.
Ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan ini masih ada pada masyarakat pedesaan sekarang baik yang berada pada sektor pertaniaan maupun sektor kelautan.

C.     Mata Pencaharian
Sebuah masyarakat tentunya tak lepas dari mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya agar dapat bertahan hidup. Berbagai macam mata pencaharian ada di masyarakat perkotaan, tetapi tidak di masyarakat pedesaan. Di pedesaan mata pencaharian masyarakatnya cenderung memiliki kesamaan. Di daerah pedesaan yang jauh dari sektor kelautan mata pencaharian mereka adalah dalam bidang pertanian dan daerah yang ada di sekitar laut mata pencaharian mereka adalah nelayan.

Mengikuti kemajuan yang ada sebuah desa tidak hanya fokus pada mata pencaharian yang sejenis, namun pedesaan sekarang sudah mengikuti sistem kapitalis. Ditandai dengan kemunculan berbagai jenis pekerjaan di desa.

D.    Pemanfaatan Sumber Daya Laut Bagi Masyarakat Pedesaan
Sebuah desa yang terletak di daerah pantai sebagian masyarakatnya pasti memiliki ketergantungan dengan sumber daya yang ada di laut. Beberapa mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan, selain itu ada penjual hasil laut seperti penjual ikan. Namun sebagian besar dari hasil nelayan biasanya dibeli oleh pabrik-pabrik besar sehingga masyarakat tidak bisa memanfaatkan hasil laut yang mereka dapat.
Tujuan untuk dapat memanfaatkan sumber daya laut yang ada di daerah masyarakat pedesaan adalah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dan untuk menjadikan masyaraktnya produktif, dengan demikian pedesaan tersebut akan mengalami pembangunan dalam bidang ekonomi dan kecakapan masyarakatnya.
Salah satu upaya yang dapat diterapkan dalam masyarakat pedesaan yang berada di daerah pantai adalah mengelolah hasil laut yang mereka dapat dengan mejadikannya produk agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat luas, dengan sistem home industry. Sebelum mengelolah home industry masyarakat diberikan pelatihan agar nantinya dapat menjadikan hasil laut yang mereka dapat menjadi lebih bernilai ekonomis.
Pengelolahan home industry dalam masyarakat pedesaan akan memudahkan perekonomian mereka. Hal yang dapat diterapkan dalam masyarakat pedesaan yang berada di daerah pantai antara lain membuat home industry yang mengolah ikan menjadi kerupuk ikan, produk-produk seperti ini biasanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik.
Menjadikan ikan sebagai sebuah produk tertentu tentunya akan menambah nilai ekonomis dari ikan tersebut. Dengan bertambahnya nilai pada hasil laut yang mereka peroleh itu akan menambah penghasilan mereka. Karena pengelolahan ikan berada dalam masyarakatnya sendiri, maksudnya untuk memperoleh bahan dasar dalam pengelolahan home industry tersebut adalah para nelayan yang didominasi oleh laki-laki dari kalangan masyarakat sendiri sementara yang mengelolah ikan menjadi sebuah produk adalah perempuan dari masyaratnya sendiri. sehingga akan meningkatkan perekonomian dalam masyarakat tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan yang telah diuraikan diatas menjelaskan bahwa pedesaan tidak hanya berhubungan pada sektor pertaniana, namun ada beberapa desa yang juga memiliki potensi dalam sektor kelautan. Sehingga tidak dapat dilihat sebelah mata saja. Penigkatan perekonomian di masyarakat pedesaan harus sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh  masyarakatnya.
 Seperti daerah yang dekat laut maka fokus perekonomiannya ada pada sektor kelautan dan daerah pertanian maka fokusnya ada pada sektor pertanian.  Selain itu adanya kesadaran masyarakat serta peran pemerintah baik yang ada ditingkat desa atau daerah dalam pembangunan masyarakat pedesaan juga perlu diciptakan jika belum ada, dan  harus ditingakatkan jika sudah pernah ada program yang sejenis.
Dan semua yang ada di masyarakat pedesaan tidak akan lepas dari konteks masyarakat pedesaan tersebut, karena masih terikat erat dengan keadaan yang ada disekitar mereka.

B.     Saran
Dalam pembangunan pedesaan yang berada di daerah pesisir pantai masyarakat sekitar juga harus dilibatkan secara langsung dalam proses meningkatkan perekonomiannya. Salah satu hal yang dapat di upayakan adalah dengan mengolah hasil laut yang didapat oleh masyarakat nelayan dengan jalan pengolahan secara home industry.
Home industry dapat menjadi lapangan pekerjaan tersendiri untuk masyarakatnya karena mereka memiliki potensi tersendiri dalam bidang ini. Dan proses yang ada mereka sendiri yang menentukan, sehingga akan mempermudah jalan kerjanya. Selain itu sistem yang digunakan oleh masyarakat pedesaan sebagian besar masih mengunakan sistem gotong royong, walupun menerapkan sistem industry yang berupa home industry.
















DAFTAR PUSTAKA
Raf, Nuvida. Buku Ajar Sosiologi Pedesaan. http://www.unhas.com .Diakses pada 22 Oktober      2012.
Sajogyo dan Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Sosiologi Pedesaan Jilid 1. Jogjakarta: UGM Perss.
Yusuf, Muhammad. 2011. Pengertian Soiologi Pedesaan. http://SHVOONG.com . Diakses pada 22 Oktober 2012.