Selasa, 23 Oktober 2012

makalah TPM


TUGAS TERSTRUKTUR
TEORI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI NASI BORAN (SEGO BORAN)
                    

OLEH:
FITRIANI NUR AMANAH (F1A011054)
ASAL:
LAMONGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN SOSIOLOGI
PURWOKERTO
2012


Pemberdayaan Masyarakat Melalui Nasi Boran (Sego Boran)
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kabupaten Lamongan yang sering dekenal dengan sebutan LA ini memiliki banyak cerita, untuk mudah mengenalinya jika ada yang mengatakan tentang Persela, ya Persela adalah persatuan sepakbola lamongan. Tim sepakbola milik Lamongan ini membawa Lamongan menjadi salah satu kabupaten yang memiliki nama di Indonesia walaupun belum setingkat dengan Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Lamongan tidak hanya terkenal dengan tim sepakbolanya namun ciri khas lain yang Lamongan miliki dan tidak semua kota miliki adalah ciri khas kulinernya.
Berbagai macam kuliner khas Lamongan memiliki ciri tersendiri seperti soto Lamongan, tahu campur, tahu tek, jumbrek, nasi boran, wingko babat dan pecel lele. Dalam pembahasan makalah ini akan lebih dijelaskan tentang salah satu makanan khas lamongan yaitu sego boran (nasi boran).
Makanan khas suatu daerah tentunya memiliki nilai tersendiri yang tidak akan didapat di tempat lain, meskipun ada di tempat lain rasa dan kekhasannya tidak akan seperti yang asliya yang dijumpai di daerah asalnya. Suatu kekayaan daerah harus tetap dijaga agar lestari untuk selamanya, untuk dapat melestarikannya adalah dengan tetap dijaga keberadaannya agar tidak dapat digantikan dengan yang baru yang bukan dari daerah tersebut.
B.     Rumusan Masalah
Suatu daerah memiliki potensi lokal yang peru dikembangkan untuk memperdayakan masyarakatnya. Seperti yang dimiliki oleh daerah Lamongan yaitu potensi kuliner yang dimiliki perlu dikembangkan. Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana cara mengembangkan potensi kuliner lokal yang dimiliki Lamongan berupa nasi boran  agar dapat dimanfaatkan untuk memperdayakan masyarakatnya?
C.     Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mengembangkan potensi kuliner lokal Lamongan yang dimiliki Lamongan berupa nasi boran agar dapat dimanfaatkan untuk memperdayakan masyaraktnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Nasi Boran
Nasi boran atau di dalam bahasa jawa sering disebut dengan sego boran ini merupakan salah satu makanan khas Lamongan yang hanya dapat dijumpai di daerah Lamongan saja. Tidak seperti makanan khas Lamongan yang lain seperti soto ayam Lamongan, dan tahu campur yang dapat dijumpai diberbagai tempat. Selain itu juga wingko Babat yang merupakan ciri khas lamongan, wingko yang berasal dari Kecamatan Babat ini malah sering disebut-sebut sebagai makanan khas Semarang.
Keistimewaan dari nasi boran atau sego boran ini tidak hanya dapat dijumpai di Lamongan saja namun, keistimewaan lainnya ada pada nasinya tersebut yang berhubungan dengan sejarah adanya nasi boran ini. Nama dari nasi boran sendiri berasal dari nama boran tersebut yaitu tempat yang digunakan untuk mewadai atau menaruh nasinya, yang berupa keranjang yang terbuat dari anyaman bambu. Dulu sebelum ditemukannya perabot rumah tangga boran ini juga dijadikan masyarakat untuk menyimpan nasi. Boran berbentuk lingkaran di bagian atas dan persegi di bagian bawah. Keempat sudut di bagian bawahnya disangga dengan bilah bambu agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah atau alas lainnya.  
Boran tidak dapat dibuat sendiri, boran ini di pesan kepada perajin yang ada di Lamongan tepatnya di Desa Kawotan Kabupaten Lamongan. Daerah ini terkenal sebagai perajin boran karena sudah turun-temurun. Harga boran ini sekitar Rp. 60.000.
Dahulu nasi boran ini dijajakan berkeliling oleh ibu-ibu desa kawotan dengan mengendong  boran yang berisi nasi beserta lauk-pauknya. Namun saat ini sudah jarang dan hampir tidak ditemui penjual nasi boran secara berkeliling. Sekarang kebanyakan penjual nasi boran hanya manggkal di suatu tempat, seperti di alun-alun Lamongan dan tempat keramaian yang lain
Mungkin menjadi pertanyaan sebenarnya apakah nasi boran ini? Sekilas nasi boran ini mirip dengan nasi sambal asli Surabaya, atau dengan nasi jagung. Namun nasi boran memiliki kekhasan tersendiri selain tadi yang disebutkan diatas dari tempat dijumpainya dan tempat nasinya.
Ciri khas dari menu nasi boran ini adalah sambal boran, yakni racikan bumbu lengkap yang terdiri dari lengkuas, jahe, terasi, jeruk purut, cabe rawit yang direbus, beras mentah yang direndam sebagai pengental, parutan kelapa, bawang merah, bawang putih, dan merica.   yang telah digoreng dengan jumlah cabe yang lebih banyak dari racikan sambal-sambal biasa sehingga sambal boranan ini selalu terasa pedas. Biasanya, ibu-ibu yang memasak nasi boran ini masih menggunakan bahan bakar kayu agar bau nasi dan sambalnya terasa lebih sedap.
Selain disajikan dengan sambal boran yang khas, nasi boran dahulu hanya di sajikan dengan ikan sili. Namun sekarang tidak hanya dengan ikan sili karena sudah jarang ditemukan ikan sili maka lauk-pauknya pun beraneka ragam. Seperti ayam goreng, udang, tempe, tahu, telur asin, telur ceplok, telur dadar digoreng dengan tepung, sate uretan (bakal calon telur), jerohan, ikan bandeng, ikan kuthuk, pletuk, empuk, rempeyek kacang atau teri, dan urapan sayur.
Lauk yang tidak dapat ditemui di menu lain selain ikan sili adalah empuk dan pletuk. Empuk terbuat dari tepung yang dibumbui, sementara pletuk terbuat dari nasi atau kacang yang dikeringkan dan dibumbui dan digoreng. Nama pletuk diambil dari bunyi ketika makanan ini dikunyah.
Yang menjadi pelengkap nasi boran selain lauk-pauk dan sambalnya adalah urapan sayur yang dimakan dengan sambal urap berbahan bawang merah, bawang putih, garam, cabe merah, penyedap rasa, dan parutan kelapa. Cara memasaknya unik, bukannya dikukus atau dibiarkan mentah, tetapi dipanaskan dengan kreweng (pecahan genteng), semacam tanah liat bentuk persegi dan dibakar sehingga menghasilkan asap sehingga menimbulkan aroma yang sedap.
Ketiga lauk-pauk itulah yang menjadi kekhasan dari nasi boran ini yaitu ikan sili, empuk, dan pletuk. Tidak ketinggalan juga sambal pedas yang di guyur kuah kental yang berasal dari beras mentah serta urapan sayurnya.
B.     Pemberdayaan Masyarakat Melalui Nasi Boran
Penjajakan nasi boran ini berada di daerah keramaian di pusat kota Lamongan, seperti di alun-alun, pasar, depan stasiun dan Lamongan Plaza. Harga nasi boran sangat terjangkau dari Rp. 3.000 sampai Rp. 7.000 tergantung lauk yang dipakai. Penggemar nasi boran tidak hanya dari dalam kota namun sering dijumpai pula penikmat nasi boran yang berasal dari luar kota Lamongan.
Pelestarian sebuah ciri khas daerah tidak hanya pada lingkup daerah tersebut namun, dengan membawanya keluar dari lingkup tersebut sehingga akan memperkenalkannya ke dunia luar. Sama halnya dengan nasi boran kuliner khas Lamongan ini. Walaupun dengan keberaadannya yag hanya dapat ditemui di daerah aslinya Lamongan, kuliner ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperdayakan masyarakat Lamongan yang belum mempunyai pekerjaan yang mapan.
Pemebrdayaan yang dimaksudkan tidak sebatas memperdaya masyarakatnya saja namun dengan membawa suatu permata miliki daerah akan menjadikan harum nama daerah tersebut. Seperti Dawet Ayu miliki kabupaten Banjarnegara yang dapat dijumpai diseluruh Indonesia menjadikan Banjarnegara harum. Lamongan pun tidak boleh maju dari satu bidang saja tetapi semua potensi yang dimiliki harus dapat dikembangkan.
Suatu potensi harus dapat diberdayakan agar yang memiliki potensi tersebut berdaya. Pemberdayaan merupakan proses menjadikan orang atau masyarakat berdaya, memiliki kemampuan atau kapasitas melakukan sesuatu. Sebagaimana konsep pemberdayaan yang ada di Indonesia yaitu bagaimana menggali potensi agar masyarakat dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki.
Maksud dari pemberdayaan yang perlu diterapkan di Lamongan berhubungan dengan nasi boran adalah, Lamongan memiliki aset kuliner yang masih berada di dalam daerah meskipun keberadaannya yang ada di dalam daerah itu menjadi ciri khas tersendiri. Tetapi adanya pengembangan dalam segi perluasan produk perlu untuk memperdayakan masyarakat sekitar agar mampu memperdayakan apa yang mereka miliki itu.
Nasi boran biasanya dijajakan oleh ibu-ibu dengan lesehan mengunakan tikar dan berjajar secara rapi. Dan hingga saat ini belum dapat ditemukan restoran ataupun warung sekali pun yang menjual nasi boran. Dengan peluang yang ada ini sebenarnya dapat dimanfaatkan dengan baik. Mengunakan sistem pemberdayaan kelompok yang mana penjual nasi boran ini sudah memiliki sistem tersendiri dalam menjajakan nasi borannya yaitu dengan cara kerja shif (pergantian).
Untuk melakukan sebuah pemberdayaan yang harus diingat adalah dengan mengunakan sisitem perencanaan partisipatif dan sistem yang bersifat bottom-up. Yang mana tetap melibatkan masyarakat untuk membuat rencana-rencana dan mementingkan kebutuhan masyarakat sekitar. Selain perencanaan partisipatif dan sifat bottom-up, pendekatan community management atau menejemen komunitas atau menegemen lokal tradisional perlu karena pendekatan ini menekankan pada upaya menggali potensi sumber daya lokal dalam rangka pemberdayaan masyarakat baik secara politik, ekonomi manupun sosial kemasyarakat.
Pendekatan managemen community dalam perluasan produk nasi boran ini bergerak dalam pemberdayaan masyarakatnya agar mampu memperdayakan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Karena basic dari budaya masyarakat yang ada adalah pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi. dengan memperhatikan bahwa setiap daerah memiliki kearifan lokal atau sumber daya lokal seperti Lamongan yaitu kuliner nasi boran.
Pemberdayaan kelompok dengan menciptakan komunitas penjual nasi boran, sebagian penjual nasi boran diberi fasilitas dengan memberi pinjaman modal untuk membuat warung yang khusus menjual nasi boran tanpa menghilangkan kekhasan nasi borannya. Memperluas daerah untuk menjual nasi boran yang awalnya hanya dapat ditemui di pusat kota Lamongan saja, maka perlu perluasan. Karena di daerah Lamongan yang jauh daru pusat kota Lamongan nasi boran ini masih sulit untuk ditemui. Selain memperluas daerah untuk menjual, adalah untuk memperkenalkan kuliner khas Lamongan secara dekat dengan masyakarat Lamongan.
Perluasan ini tidak berhenti sampai di daerah Lamongan pinggir (yang jauh dari pusat kota). Tetapi keluar daerah Lamongan dengan cara awal menjajakan nasi boran secara berkeliling seperti awal mula adanya nasi boran dengan tujuan memperkenalkan nasi boran kemasyarakat luas. Adanya program perluasan dan peningkatan level nasi boran ini akan menjadikan nasi boran lebih dikenal secara luas dan tidak hanya dikenal sebagai kuliner pinggiran. Yang akan menyusul soto Lamongan yang sekarang dapat ditemui dimana pun dan bahkan di restoran-restoran besar.
Selain itu juga akan memberi kesempatan kerja hususnya bagi orang Lamongan sendiri karena resep nasi boran dan hal-hal yang berhubungan dengan nasi boran hanya dapat dibuat dan dilestarikan oleh orang Lamongan. Meskipun ada orang lain yang bisa membuatnya namun tidak akan seistimewa orang Lamongan yang membuatnya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Suatu kearifan lokal atau sumber daya lokal harus tetap dijaga agar dapat dinikmati oleh generasi-generasi selanjutnya. Cara untuk melestarikan dan menjaganya ada banyak cara. Selain dengan melestarikannya kearifan lokal tersebut dapat digunakan sebagai pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dan meningkatkan perekonomian masyaraktnya.
Pemberdayaan suatu potensi yang dimiliki daerah harus mengunakan cara-cara yang tepat agar sesuai dengan kemampuan dan daya daerah tersebut. Untuk dapat mengetahuinya maka digunakan pendekatan yang sesuat, sistem yang tepat dan cara-cara yang tepat. Yaitu pendekatan menegemen community, sistem yang bersifat bottom-up dan perencanaan partisipatif.
Meskipun nasi boran sekarang ini menjadi kuliner Lamongan yang belum dapat ditemui didaerah manapun kecuali di Lamongan, dengan adanya makalah ini akan muncul kesadaran bahwa suatu potensi daerah yang harus dijaga kelestariannya tidak hanya dengan menetapkannya di satu tempat saja. Namun membawanya keluar daerah menjadi salah satu cara agar potensi yang dimiliki oleh Laomongan yaitu nasi boran ini dapat dikenal oleh seluruh masyarakat khususnya yang ada di Indonesia.
Dengan memperdayakan masyarakat sekitar pun akan memnjadikan masyarakat yang berada didaerah Lamongan menjadi mampu dan berdaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Yang mungkin selama ini hanya beberapa saja yang dapat menjajakan nasi boran ini karena tempat untuk menjajaknnya terbatas. Sementara masyarakat yang lain pun memiliki potensi untuk dapat menjual nasi boran.
B.     Saran
Beberapa cara untuk memperdayakan masyarakat Lamongan yang memiliki potensi dalam pengembangan nasi boran dari penjajakan berkliling, lesehan hingga mengupayakan untuk dapat menjadikan nasi boran sebagia salah satu menu khas Lamongan yang dapat dijumpai di warung- warung dan restoran dapat dijalankan jika seluruh pihak yang bersangkutan dapat bekerjasama.  








DAFTAR PUSTAKA
Agoenx, Agunx. 2012. Nikmatnya Nasi Boran Khas Lamongan. http://www.jelajah-nesia.blogspot.com . Diakses pada 4 Oktober 2012.
Lamongan, Blog. 2012. Wisata Kuliner – Makanan Khas Kota Lamongan. http://blog_lamongan.blogspot.com . Diakses  pada 4 Oktober 2012.
Surya. 2009. Sego Boran Ciri Khas Lamongan Selain Soto. http://lamongan,kompas.com . Diakses pada 4 Oktober 2012.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar