Selasa, 09 Oktober 2012

esai


Mungkinkah Indonesia Memutuskan Hubungan dengan AS? Strategi dan Dampak Sosial Ekonominya
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Dengan kekayaan alam yang dimiliki seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan apa yang ada sehingga dapat menjadi negara yang makmur dalam segi perekonomiannya, tetapi hal yang seperti itu masih menjadi mimpi bagi bangsa Indonesia karena masih terbayang-bayang oleh pihak-pihak lain yang malah memanfaatkan apa yang seharusnya menjadi sumber kemakmuran kita.
Perekonomian Indonesia belum bisa lepas dari bantuan negara asing sehingga Indonesia harus menjalin beberapa hubungan dengan negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat (AS). Hubungan dengan negara besar yang sangat memiliki pengaruh adalah hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS), hubungan kedua negara ini sudah terjalin  sebelum Indonesia merdeka. Hubungan kedua negara mengalami pasang surut karena berbagi macam faktor. Landasan hubungan Indonesia dengan AS adalah asas negara bangsa yang dianut oleh kedua negara.
Dalam hubungan antar negara kekuatan lebih diutamakan dari pada hukum sehingga negara yang memiliki kekuasaan tinggi dapat menjalin hubungan denga berbagai negara. Pada masa pemerintahan Soekarno kontrak yang dilakukan Indonesia dengan negara asing selalu menguntungkan Indonesia, namun ketika masa Soeharto Indonesia mengalami kerugian. Hubungan AS dengan Indonesia memiliki dampak positif terutama kerjasamanya dalam bidang keamanan  yaitu dalam memerangi terorisme. Selain itu juga AS merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia.
Pertanyaan tentang kemungkinan Indonesia memutuskan hubungan dengan AS menjadi pertanyaan yang hingga saat ini belum ada jawaban yang pasti, namun kemungkinan untuk dapat memutuskan hubungan itu kecil. Kendala yang membuat Indonesia harus tetap menjalin hubungan dengan AS salah satunya dalam bidang perekonomian. Dan hal  yang sampai saat ini masih belum bisa diselesikan dengan baik oleh kita adalah Freeport.
Berbagai sumber kekayaan alam di Indonesia telah 90% dikuasai oleh asing, salah satunya adalah tambang emas dan migas yang ada di Papua. Kekayaan yan ada disana menjadi  ladang kekayaaan bagi pt. Freeport milik AS yang sudah mengexplor kekayaan tanah Papua sejak tahun 1971. Freeport memiliki peranan yang besar dalam perekonomian dunia sehingga jika Freeport berhenti beroperasi akan mengakibatkan krisis ekonomi diberbagai negara termasuk Indonesia.
Meskipun pt. Freeport berada di Indonesia dan hanya mengolah bahan yang bukan sepenuhnya milik Freeport, namun  saham yang dimiliki pt. Freeport jauh lebih banyak dari pada  saham yang dimiliki oleh pemilik modal. Saham yang dimiliki oleh AS yang didalamnya ada pt. Freeport Mc Moran Copper dan Gold Inc serta pt. Indocopper Investama sebesaar 90.36%. sementara saham yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebesar 9. 36%. Angka tersebut seharusnya menjadi pertimbangan bagi Indonesia untuk tetap menjalankan kontrak Freeport ini.
Dengan pembagian saham yang tak sesuai itu pemerintah masih saja menganggap bahwa saham yang mereka pegang memiliki peranan yang besar meskipun tak sebanding dengan penderitaan yang dialami oleh penduduk sekitar perusahaan pt. Freeport yang mengalami banyak kerugian. Hubungan dengan negara-negara besar harusnya dapat membantu melepaskan Indonesia dari kemiskinan tapi tidak demikian kenyataannya. Semakin terexplor kekayaan alam yang kita miliki yang dijadikan negara asing ladang mereka malah membawa dampak buruk bagi penduduk sekitar.
Sehingga hubungan AS dengan Indonesia ini sulit untuk diputuskan, jika Indonesia memutus hubungan dengan AS maka akan berdampak buruk pada Indonesia terutama dalam bidang ekonomi. sementara dampak sosial yang akan muncul ialah pada hubungan internasional antara Indonesia dengan AS. Sebenarnya hubungan Indonesia dengan AS juga dapat dihentikan agar Indonesia tidak mengalami kerugian yang diakibatkan oleh Freeport dengan berbagai strategi.
Strategi yang dapat digunakan adalah dengan tidak menyetujui kontak karya (KK) yang sudah habis pd tahun 2012 ini yang mana AS ingin memperpanjang KK hingga 2041. Jika dapat terlepas dari AS, Indonesia dapat  mengelolah hasil bumi yang ada dengan kemampuan yang dimiliki oleh Indonesia sendiri. Strategi selanjutnya yang dapat digunakan adalah dengan membagi saham yang sesuai misalnya pemilik modal yaitu Indonesia sebesar 50% dan AS sebagai pengolah pun 50% jika Indonesia belum siap untuk memutus hubungan dengan AS.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Indonesia harus memiliki SDM yang mampu dan memiliki keahlian tinggi agar dapat mengolah SDA yang ada di negeri sendiri agar tidak dicuri oleh negara asing. Serta pemerintah juga harus tetap menjaga hubungan dengan AS dengan baik dalam bidang-bidang yang lain karena Indonesia memang masih memiliki ketergantunggan dengan AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar