Ketiakadilan
gender dalam dunia prostitusi serta
posisi perempuan dalam masyarakat
Mendengar
kata prostotusi pasti kita langsung menyimpulkan dan mengaitkannya dengan
hal-hal negative yang mana hal negative tersebut pasti langsung dihubungkan
dengan salah satu jenis kelamin yg menggeluti pekerjaan tersebut. Pengertian
dari prostitusi sendiri adalah penjualan jasa seksual untuk mendapatkan uang atau yang sering disebut dengan pelacuran.
Tindakan prostitusi ini juga dipandang tindakan yang menyimpang karena tidak
sesuai dengan norma-norma susila. Dalam
kegiatan prostitusi yang lebih banyak mendapatkan perlakuan buruk dari
masyarakat adalah perempuan, disini dapat dilihat bahwa ketidakadilan gender
juga telah terjadi. Kenapa hal demikian sering terjadi padahal posisi perempuan disini adalah sebagai korban.
Masyarakat
tidak banyak tau akan faktor-faktor yang mendasari seorang PSK (pekerja seks
komersial) sebutan untuk para perempuan yang bekerja dalam bidang prostitusi
menjalakan pekerjaan yang haram untuk mendapatkan uang. Sehingga mereka
memiliki anggapan yang negative tentang perempuan-perempuan itu, sementara
perempuan-perempuan yang mengalaminya sebenarnya merasa tertekan dan ingin
keluar dari dunia yg salah tersebut.
Prositusi
terjadi karena berbagai faktor yang terjadi dalam masyarakat sehingga pelaku
prostitusi memutuskan untuk melakukan pekerjaan tersebut, tetapi sebagian besar
pelaku yang menjalankan pekerjaan dalam dunia prostitusi ini tidak dengan
sengaja yang artinya pelaku prostitusi melakukan
pekerjaan ini karena paksaan selain itu juga ada yang menjadi korban penipuan
oleh oknum-oknum tertentu. Seperti adanya trafficking
(perdagangan orang) yang sering menjadi korban adalah perempuan dan
anak-anak. Kejahatan trafficking ini melibatkan banyak pihak sehingga masih
sering terjadi dalam masyarakat kita, dan belum dapat dihentikan.
Ketidakadilan gender
yang dialami oleh perempuan dalam dunia prostitusi salah satunya adalah posisi
perempuan kebanyakan adalah sebagai korban, selain itu persepsi masyarakat dan
akhirnya mengasingkan mereka. Padahal mereka juga
tidak mau menjalankan profesi tersebut jika bukan karena berebagai faktor yang
mendorongnya.
Posisi
perempuan dalam masyarakat selain sebagai ibu rumah tangga yang bekerja pada
sector domestik juga memiliki peranan lain dalam masyarakatnya yaitu dalam
bidang ekonomi, pendidikan dan politik.
Sehingga perempuan juga memiliki posisi yang penting dalam pembangunan misalnya
pembangunan moral anak-anaknya agar
tetap berepgang teguh pada ajaran yang benar agar tidak salah dalam bertindak.
Contoh lain lagi yaitu dalam bidang ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarga
jika dirasa seorang suaminya belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga maka
seorang istri juga memiliki tanggung jawab untuk membantu suaminya jika suami
menghendaki dan masih sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Penempatan perempuan
sebagai salah satu pelaku yang berhubungan dengan bidang prostitusi juga
menjadikan perempuan sebagai salah satu pihak yang dituding membawa virus HIV karena mereka
melakukan seks bebas. Pembawa virus yang
mematikan ini sebenarnya tidak hanya perempuan yang melakukan seks bebas tetapi
laki-laki yang sudah beristri jika melakukn seks bebas diluar nikah akan
membahayakan istrinya maka disini laki-laki juga merupakan pembawa virus
mematikan ini.
Banyaknya kasus AIDS
yang terjadi dalam masyarakat juga berhubungan dengan berjalannya prostitusi
yang ada, semakin maraknya kegiatan prostitusi
yang dianggap wajar oleh beberapa pihak juga meningkatkan angka kasus AIDS.
Misalnya saja dalam kurun waktu April hingga Juni 2011 diketahuai adanya 2.005
kasus AIDS baru di 20 propinsi di Indonesia (www.kompaiana.sharing.conecting.com)
ditulis oleh syaiful w. harahap. Angka
itu bukanlah angka yang kecil, jika hal seperti ini terjadi kembali lagi kaum
yang akan menjadi bulan-bulanan masyarakat jika tidak mengetahui dengan baik
maka posisi perempuan sangat dirugikan. Mereka akan menjadi salah satu pihak
yang paling disalahkan akan kejadian ini.
Kasus
AIDS ynag terjadi dalam masyarakat Indonesia ini merupakan sebuah kasus yang
tidak biasa lagi. dari data yang ada disimpulkan bahwa kasus AIDS banyak
terjadi pada kaum laki-laki yang nantinya akan membawa dampak buruk bagi istrinya
yang tidak melakukan seks bebas yang akhirnya akan berujung pada meningkatnya
angka kematian ibu dan anak-anak sesuai dengan data dibawah ini:
Dengan
demikian kasus AIDS yang terjadi dalam
masyarakat itu bukan hanya salah satu pihak saja yang bersalah namun semua
memiliki andil dalam penyebaran dan penularan virus HIV, sehingga
masyarakat harus bisa memahami dengan baik agar perempuan juga dapat memiliki
tempat yang layak dalam masyarakanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar