Minggu, 26 Mei 2013

PROPOSAL SOSIOLOGI PERKOTAAN


Pilihan Kartu Perdana dan Iklan Penawaran Tarif Kartu Perdana




1.    Neni Mulyani Widyastuti                     F1A011040
2.    Fitriani Nur Amanah                            F1A011054

                             
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN SOSIOLOGI
PURWOKERTO
2013




A.   Judul Penelitian
Pilihan Kartu Perdana dan Iklan Penawaran Tarif Provider
B.   Latar Belakang
Di era globalisasi ini, masyarakat telah mendapatkan kemudahan dalam berkomunikasi dengan berbagai macam cara dan alat. Sementara itu, sebelum globalisasi untuk berkomunikasi secara tidak langsung masyarakat membutuhkan waktu yang lama. Contohnya seperti mengirim surat harus melalui kantor pos. Sedangkan saat ini cara berkomunikasi lebih mudah dan cepat. Antara lain dengan adanya alat komunikasi elektronik, seperti telepon, handphone, dan media online.
Jumlah perusahaan kartu perdana di Indonesia kurang lebih ada 8
Masyarakat selalu ingin mencari kemudahan dalam berkomunikasi sehingga banyak penawaran yang ditawarkan dari berbagai perusahaan, salah satunya perusahaan yang memproduksi handphone, karena alat mungil ini memiliki banyak kelebihan selain memiliki fungsi sebagai alat komunikasi jarak jauh, dan mengirim pesan singkat. Handphone ini juga praktis dibawa tidak seperti telepon rumah. Seiring dengan kemajuan teknologi, handphome tidak hanya memiliki dua fungsi diatas. Namun sekarang handphone di lengkapi berbagai aplikasi dan fitur-fitur yang menarik.
Seperti data yang kita dapat dari http://www.teknojurnal.com, diakses pada 12 April 2013, terjadi peningkatan hampir 3 kali lipat dari jumlah kepemilikan handphone di Indonesia pada tahun 2010 dibandingkan pada tahun 2005. Peningkatan yang sangat signifikan. Sedangkan untuk perangkat telepon berkabel mengalami penurunan lebih dari 50% sejak tahun 2005. Peningkatan jumlah kepemilikan handphone ini kemungkinan besar disebabkan oleh semakin murahnya handphone dan kepraktisan handphone yang dapat dibawa kemana-mana. Dari penjelasan ini dapat diketahui adanya hubungan dengan penggunaan kartu perdana, karena handphone tidak bisa digunaakn tanpa kartu perdana.
Oleh karena semakin canggihnya handphone, perusahaan kartu perdana saling bersaing untuk menarik konsumen dengan berbagai penawaran yang diberikan. Hal ini juga berhubungan dengan tipe dan fitur handphone, seperti dual SIM, hingga ada yang empat SIM dalam satu handphone.  Karena adanya penawaran yang diberikan mengakibatkan meningkatkan pola konsumtif masyarakat terhadap konsumsi kartu perdana.
Masyarakat seharusnya menggunakan handphone dan kartu perdana sesuai kebutuhan mereka. Tetapi kenyataannya kebanyakan dari masyarakat memiliki sifat konsumtif sehingga menggunakan lebih dari satu kartu perdana. Entah itu hanya untuk mencoba penawaran yang diberikan seperti tarif telepon dan sms murah baik untuk sesama maupun ke lain operator.
C.   Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perilaku konsumsi mahasiswa dalam memilih kartu perdana yang dipengaruhi oleh iklan penawaran tarif kartu perdana. Serta bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa pola konsumsi kartu perdana yang berlebihan belum tentu menguntungkan seperti yang ditawarkan diiklan kartu perdana baru-baru ini.

D.   Kerangka Teoritik

Dalam kerangka teoritik ini di jelaskan beberapa konsep yaitu kartu perdana, kartu perdana merupakan Kartu Ponsel/HP yg berisi Sim card dan Pulsa, Nomor Kartu dan Petunjuk aktivasi dan layanan kartu perdana. Kartu perdana memiliki berbagai penawaran tarif dan penawaran tersebut diinformasikan kepada khalayak melalui iklan baik dalam dalam bentuk elektronik maupun cetak. Menurut KBBI, iklan adalah berita atau pesan untuk mendorong, memwarbujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Dari adanya iklan penawaran tarif kartu perdana yang memberikan berbagai penawaran mengiurkan dapat  menarik masyarakat untuk mengkonsumsi kartu perdana tersebut.
Pengertian dari konsumsi merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan atau tindakan menghabiskan dan atau mengurangi nilai guna suatu barang atau jasa. Konsumsi terhadap suatu barang bisa dikatakan untuk memenuhi kebutuhan jika pola konsumsinya masih dalam batas kewajaran, namun bila pola konsumsi berlebihan dan melewati batas kewajaran dari makna konsumsi maka dikatakan pola perilaku tersebut konsumtif.
Mengkonsusmsi sesuatu yang berlebihan disebut konsumtif karena barang atau jasa dikonsumsi sebenarnya tidak memiliki nilai yang begitu dibutuhkan. Terkadang pola konsumsi yang berlebihan dapat merugikan konsumen, namun konsumtif terhadap sesuatu itu juga tergantung dari aspek mana kita menilainya. Secara tidak langsung dalam menentukkan pilihan kartu perdana yan digunakan, masyarakat telah menerapkan teori pertukaran Peter Blau. Secara sosiologis teori petukaran yaitu adanya timbal balik. Maksud dari timbal balik pemilihan kartu perdana yang dilakukan masyarakat adalah masyarakat dapat menentukan pilihannya terhadap kartu perdana didasarkan pada tarif kartu perdana yang diiklan sehingga masyarakat juga mendapatkan keuntungan dari kartu perdana tersebut dan timbal balik  kepada perusahaan yaitu perusahaan mendapatkan keuntungan dari masyarakat yang telah memilih dan mengonsumsi kartu perdana yang telah ditawarkan.

E.   Metode Penelitian dan Analisis

E.1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang menggunakan data berupa kalimat tertulis atau lisan, perilaku, peristiwa-peristiwa dan pengetahuan. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penggunaan diri penulis sebagai alat. Peneliti harus mampu mengungkapkan gejala sosial di lapangan. Dengan demikian,  peneliti harus mampu diterima oleh responden dan lingkungannya agar mampu mengungkapkan data yang tersembunyi melalui cara bicara, perilaku, dan lain-lain.
a.    Lokasi Studi
Penelitian ini dilakukan di FISIP Unsoed tepatnya di jurusan sosiologi angkatan 2011. Hal ini di karenakan adanya pemasangan iklan di sekitar kampus dan tidak dipungkiri adanya iklan tersebut menandakan mahasiswa menjadi korban iklan kartu perdana.
b.    Sasaran Penelitian
      Sesuai dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, maka sasaran penelitian ini adalah mahasiswa FISIP Unsoed jurusan sosiologi angkatan 2011 karena pola konsumsi terhadap pemilihan kartu perdana ini cenderung dilakukan oleh mahasiswa yang mudah tergiur dengan penawaran tarif kartu perdana yang baru dan murah terutama dalam memilih kartu perdana yang menawarkan tarif kartu perdana sesuai kantong mahasiswa. Serta menganggap bahwa bergonta-ganti kartu perdana  itu hal yang biasa dikalangan mahasiswa.
c.    Sumber Data
1.      Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang terpilih sebagai sampel dengan mengajukan beberapa pertanyaan melalui kuesioner.
2.      Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari berbagai catatan, dokumentasi, data-data yang ada dilokasi penelitian.

E.2. Metode Analisa Data                      
Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan konsep analisis data kualitatif untuk menemukan gambaran yang jelas tentang hasil penelitian agar mudah dipahami dan disimpulkan, menggunakan analisis interaktif.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interaktif model of analisis) (Haberman, 1992 : 20). Model analisis ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Reduksi data dilakukan untuk mempertajam, menggolongkan, mengarahkan, serta membuang data yang  tidak perlu untuk memudahkan penarikan kesimpulan. Reduksi data dilakukan dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian singkat dan menggolongkan ke dalam suatu pola yang luas.
Penyajian data berwujud sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Setelah data dikelompokan atau digolong-golongkan menurut unit bagian penelitian, maka langkah selanjutnya yaitu membuat kesimpulan informasi dari data-data yang telah diperoleh di lapangan.
Penarikan simpulan atau verifikasi, dalam langkah ini data yang telah disajikan yaitu deskriptif dari data-data yang diperoleh dan sesuai dengan unit-unit kajian, dilakukan penarikan kesimpulan atau dianalisis. Simpulan yang ditarik segera diverifikasikan dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Bila simpulan yang didapat dinilai kurang mantap, perlu dilakukan verifikasi dan peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data-data yang dianggap kurang.
Komponen reduksi data dan penyajian dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, ketiga komponen tersebut berinteraksi. Bila simpulan dianggap masih kurang, maka perlu dilakukan verifikasi ulang dan peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data. Analisis data yang dilakukan melalui tiga tahap itu merupakan sebuah siklus yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :




 











Sumber : Milles dan Huberman (1992 : 20)





Study fotografis yang telah peneliti lakukan pada beberapa sample yang menyangkut dengan penelitian ini, dan menghasilkan beberapa hasil foto yang menggambarkan fenomena sosial dalam masyarakat salah satunya yaitu penawaran tarif kartu perdana yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dalam pemilihan kartu perdana yang dipengaruhi oleh iklan dan dalam penelitian ini kita mengambil mahasiswa jurusan sosiologi Unsoed angkatan 2011. Dari hasil penelitian ini didapat beberapa bukti  iklan perusahaan kartu perdana yang ada di sekitar masyarakat. Untuk menunjang validitas dari penelitian ini kami mengambil beberapa dokumentasi foto mengenai iklan kartu perdana  tersebut.
Photo0258.jpg     Photo0275.jpg
Gambar 1.1. iklan kartu perdana di jalan raya

Photo0287.jpg            Photo0277.jpg
Gambar 1.2 iklan kartu perdana di jalan kampus Unsoed
Adanya foto tersebut membuktikan iklan kartu perdana ada dimana-mana. Di jalan kampus pun ada iklan kartu perdana karena perusahaan tahu dimana mereka memasang iklan tersebut agar menarik konsumen.
Contoh wawancara yang dilakukan peneliti kepada salah satu narasumber yaitu mahasiswa jurusan sosiologi Unsoed angkatan 2011 :
Peneliti : “Berapa Handphone yang Anda miliki ?”
Wasmiati : “saya memiliki satu handphone.”
Peneliti : “Apakah Anda pernah bergonta-ganti kartu perdana ?”
Wasmiati :” pernah ganti kartu perdana”
Peneliti : “seberapa sering Anda berganti kartu perdana dan apa alasan
       Anda?”
Wasmiati : “saya sering bergonta-ganti kartu perdana karena penawaran yang
        di tawarkan sehingga saya tergiur penawaran tersebut.”

MAKALAH KEPEMIMPINAN

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH KEPEMIMPINAN
                                                                                       
PERAN Ir. SUKUR NABABAN sebagai PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL dalam PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK BANGSA



 



                                                                                 


FITRIANI NUR AMANAH      F1A011054



JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
A.    Judul
Peran Ir. Sukur Nababan sebagai Pemimpin Transformasional dalam Pembentukan Karakter Anak Bangsa.

B.     Latar Belakang
Di era modern saat ini banyak kita jumpai sosok-sosok pemimpin yang memiliki berbagai macam gaya, karakter dan ciri khas sendiri-sendiri. Ada pemmpin yang dikatakan baik, karena memiliki peran penting dalam masyarakat sehingga sebagian masyarakat yang terlibat didalamnya mengatakan pemimpin itu baik. Namun tidak sedikit pula pemimpin yang dikatakan buruk baik karena gagal dalam memimpin atau tingkah lakunya yang tidak baik sehingga tidak layak untuk dijadikan panutan.
Di indonesia sendiri sosok pemimpin sesungguhnya yang sesuai dengan pemahaman pemimpin menurut teori-teori yang telah ada belum pernah didapatkan. Mungkin yang saat ini terlihat adalah gubernur DKI Jakarta yaitu Bpk. Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. Beliau sekarang ini menjadi idola masyarakat karena bentuk kepemimpinannya dan gaya kepemimpinan yang digunakannya. Sebaliknya pemimpin yang tidak sesuai dengan pemimpin yang diharapkan justru lebih banyak. Contohnya saja para pemimpin yang menjadi wakil rakyat di bangku pemerintahan, mereka bukan berlomba-lomba untuk menjadi pemimpin yang dijadikan panutan oleh masyarakat melainkan melakukan hal-hal negatif yang tidak seharusnya dilakukan oleh pemimpin, salah satunya yang masih marak di pemberitaan adalah kasus-kasus korupsi.
Tetapi tidak semua pemimpin yang ada di bangku pemerintahan memiliki perilaku dan citra yang buruk. Masih ada beberapa pemimpin yang menjadi panutan rakyat karena sifat-sifat baik yang dimilikinya. Untuk membangun Indonesia sesuai dengan yang dicita-citakan selama ini, pemimpin yang dibutuhkan dan diimpikan Indonesia adalah pemimpin yang memiliki karakter-karakter yang sesuai teori kepemimpinan yang ada. Menjadi seorang pemimpin adalah memimpin orang lain dan harus dapat mengelola diri sendiri. Salah satu pemimpin yang di harapkan adalalah pemimpin transformasional.
Sosok pemimpin transformasional ini yang langka untuk ditemukan di Indonesia untuk memimpin negara ini kedepan. Tetapi masih ada seorang pemimpin yang seperti dicita-citakan oleh bangsa ini yaitu salah satu pemegang kursi dalam pemerintahan DPR RI ini ialah sosok pemimpin transformasional. Karena berkat integritas yang beliau miliki, beliau memiliki peran dalam memimpin ratusan hingga ribuan pemuda Indonesia menjadi pemuda yang berkarakter dan memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Sosok pemimpin transformasional ini adalah Ir. Sukur Nababan.

C.     Rumusan Masalah
Dalam pembahasan makalah ini ada rumusan masalah yang akan menjadi isi dari pembahasan, yaitu bagaimana peran Ir. Sukur Nababan sebagai pemimpin transformasional dalam pembentukan karakter anak bangsa. Dan apa pengertian dari pemimpin transformasional itu sehingga sosok Ir. Sukur Nababan bisa dikatakan sebagai pemimpin transformasional.

D.    Kerangka Teori
Untuk memahami lebih lanjut tentang makna pemimpin transformasional maka perlu dipahami beberapa konsep yang berhubungan dengan pemimpin transformasional. Antara lain makna kepemimpinan, pemimpin, transformasional, peran, dan karakter anak bangsa. Pemahaman pertama yaitu konsep kepemimpin, kepemimpinan adalah suatu cara bagaimana mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan yang sudah ditetapkan bersama oleh pemimpin dan anggota.
Definisi kepemimpinan yang dikutip oleh Fred E. Fieldler dan Martin M. Chemers sebagai berikut: (dalam Kepemimpinan dan Motivasi : Wahjosumidjo)
1.      Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
2.      Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi antar kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan.
3.      Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.
Konsep selanjutnya adalah pemimpin, pemimpin merupakan salah satu unsur dalam kepemimpinan karena tanpa pemimpin maka tidak akan ada yang namanya kepemimpinan. Pemimpin adalah orang yang mempunyai power atau kekuatan untuk mengarahkan anggota dalam melakukan sesuatu hal untuk mecapai tujuan bersama. Pemimpin merupakan mereka yang melakukan hal yang tepat bukan melakukan sesuatu dengan tepat. (dalam kepemimpinan strategi dalam mengemban tanggung jawab: Warren Bennis dan Burt Nanus).  Adanya pemimpin pasti ada yang dipimpin yang sering disebut sebagai anggota. Setiap pemimpin harus memiliki visi dan misi, untuk keberlangsungan suatu organisasi yang dipimpin baik organisasi formal maupun organisasi informal. Tetapi visi dan misi juga terkadang malah merusak suatu organisasi jika tidak sesuai dengan visi dan misi pemimpin terdahulu.
Pembahasan tentang kepemimpinan pastinya tidak akan lepas dari pemimpin, namun hal yang terpenting bukan tentang gaya kepemimpinannya karena sebenarnya tiap pemimpin dalam mencapai tujuannya memiliki kekhasan sendiri (dalam Pemimpin dan Kepemimpinan : Mar’at).
Transformasional adalah salah satu gaya kepemimpinan yang beorientasi perubahan, yaitu berorientasi dalam mengubah kesadaran. Sementara istilah transformasional sendiri adalah berasal dari kata to transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda. (sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com. Dipublikasikan oleh: M. Asrori Ardiansyah M, Spd. Pendidik di Malang.) Sementara makna peran adalah keikut sertaan atau keterlibatan dalam suatu kegiatan yang memilik dampak yang signifikan.
Konsep berikutnya adalah karakter anak bangsa, karakter sendiri memiliki makna suatu ciri suatu  perilaku yang menjadi acuan untuk memahami sesuatu atau seseorang misalnya karakter si “a” pemarah maka untuk menghadapinya kita tidak boleh menggunakan emosi. Dari pemahaman karakter kita dapat memahami orang lain sehingga kita bisa menyesuaikan tindakan yang akan kita ambil. Sementara pengertian karakter disini adalah pembentukan kepribadian anak bangsa agar sesuai dengan yang diharapkan seperti anak bangsa yang berkarakter sopan santun, jujur dan lain sebagainya, yang nantinya menjadi karakter-karakter yang baik.
Tidak hanya sebatas sebuah konsep-konsep tetapi perlunya penerapan dalam kehidupan yang sebenarnya, sehingga teori tidak hanya untuk dipelajari saja sebagai ilmu pembelajaran namun menjadi ilmu yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori tentang kepemimpinan transformasional. Sekilas tentang teori kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan. (sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com. Dipublikasikan oleh: M. Asrori Ardiansyah M, Spd. Pendidik di Malang.)
Selain itu konsep kepemimpinan menurut Burns (1978) kepemimpinan transformasional sebagai proses yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”. Dengan menggunakan teori kepemimpinan transformasional ini akan dijelaskan kenapa Ir. Sukur Nababan menjadi sosok pemimpin transformasional dan apa saja yang telah beliau lakukan sehingga beliau memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak bangsa.

E.     Pembahasan
Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang berusaha melakukan pendekatan dengan para pengikutnya tanpa menggunakan tekanan dan lebih mengandalkan kesadaran dari pengikutnya. Serta lebih menciptakan sistem kepercayaan antara pemimpin dan pengikutnya. Gaya kepemimpinan seperti ini yang menjadi cita-cita masyarakat karena dalam pengambilan sebuah keputusan dilakukan bersama.
Adapun ciri-ciri kepemimpinan transformasional sebagai berikut:
a.       Mengelola masa awal budaya dengan sukses
b.      Menciptakan visi baru
c.       Melembagakan perubahan
d.      Mengembagkan komitmen dan kepercayaan
Semangat transformasional tidak hanya berhenti pada satu pemimpin saja, jika pemimpin berganti seharusnya semangat transformasional selalu ada karena jalur yang digunakan untuk memimpin sama. Hal yang perlu diperhatikan dalam kepemimpinan transformsional seperti yang ada diciri-ciri diatas adalah kepercayaan, karena kepercayaan sangat dibutuhkan untuk untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Dalam kepemimpinan transformasional maka harus ada pemimpin transformasional, ciri-ciri pemimpin transformasional menurut Bass (1985): pemimpin memotivasi pengikutnya dengan cara:
a.       Membuat mereka sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan
b.      Mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri
c.       Mengaktifkan kebutuhan mereka pada yang lebih tinggi
Seorang pemimpin transformasional harus bisa mengubah situasi, mengubah apa yang biasa dilakukan, bicara tentang tujuan yang luhur, memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan. Pemimpin yang transformasional akan membuat bawahan melihat bahwa tujuan yang mau dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya. (sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com www.arminaperdana.blogspot.com. Dipublikasikan oleh: M. Asrori Ardiansyah M, Spd. Pendidik di Malang.)
Pemimpin transformasional sesungguhnya merupakan agen perubahan, karena memang erat kaitannya dengan transformasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Fungsi utamanya adalah berperan sebagai katalis perubahan, bukannya sebagai pengontrol perubahan. Seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistis tentang bagaimana organisasi di masa depan ketika semua tujuan atau sasaran telah tercapai (Peter, 1992). (sumber: www.imamgunawan.blogger.com. Diposkan oleh Imam Gunawan).
Salah satu sosok pemimpin transformasional ialah Ir. Sukur Nababan, beliau adalah seorang pebisnis yang sukses     yang mampu mengangkat ekonomi ribuan masyarakat Indonesia. Selain menjadi pebisnis Ir.Sukur Nababan merupakan anggota DPR RI komisi VI. Sedikit tentang biografi Ir. Sukur Nababan, beliau lahir di daerah Sumatera Utara, semasa kecil beliau hidup berpindah-pindah mengikuti ayahnya untuk mendirikan sekolah-sekolah. Setelah lulus menjadi sarjana Ir. Sukur Nababan memutuskan untuk bekerja berpindah-pindah alasannya ingin menambah pengetahuan dan memperluas jaringan. Setelah bekerja selama 13 tahun akhirnya beliau memutuskan untuk berhenti dan membangun bisnis, yang sekarang dikenal oleh seluruh orang.
Ir. Sukur Nababan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak bangsa karena pembentukan karakter yang beliau ciptakan itu berhubungan dengan bisnis yang beliau  jalankan dan sekarang banyak pula anak-anak muda yang mengikuti jejak beliau. Selain sebagai wakil rakyat di bangku DPR RI beliau juga merupakan top leader MLM yang memiliki gaya kepemimpin transformasional. Seperti yang dijelaskan diatas tentang pengertian dan ciri-ciri pemimpin transformasional, Ir. Sukur Nababan memenuhi ciri-ciri menurut Bass.
Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Ir. Sukur Nababan dalam kepemimpinan transformasional yang beliau jalankan seperti mengutamakan kepercayaaan untuk mencapai tujuan organisasi yang dipimpinnya yaitu tujuan dalam bisnis yang beliau jalankan,  yaitu sukses bersama. Ir. Sukur Nababan telah berhasil membangun kepercayaan pada pengikutnya sehingga tujuan itu sudah terealisasikan. Dan tidak hanya dirasakan oleh pemimpinnya saja namun para pengikutnya juga merasakannya.
Contoh berikutnya pemimpin transformasional lebih berorientasi pada usaha untuk mengubah kesadaran pengikutnya, dimana yang dilakukan oleh Ir. Sukur Nababan adalah tidak pernah memaksa pengikutnya untuk melakukan hal-hal tertentu tetapi lebih kepada proses dengan memberi motivasi atau dorongan agar pengikutnya secara sadar mau melakukan hal-hal bersangkutan, yang mana hal tersebut merupakan kepentingan bersama bukan hanya kepentingan pribadi saja.
Pemimpin transformasional pun harus memiliki integritas tinggi, integritas ialah apa yang ada dalam hati, yang diucapkan dengan kata-kata sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Mempunyai komitmen dan selalu mementingkan organisasi atau tim daripada diri sendiri. Dan yang paling penting dari sifaf-sifat ini akan membuat adanya perubahan-perubahan, karena pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu menuju perubahan. Hal-hal inilah yang dimiliki oleh Ir. Sukur Nababan dan disampaikan pada para pengikut-pengikutnya yang merupakan anak-anak bangsa serta diterapkan, proses inilah yang membentuk karakteristik anak bangsa.
Menurut Bass pemimpin transformasional harus mampu untuk:
a.       Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru.
b.       Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
c.        Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan potensial yang lebih tinggi.
d.       Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya.
Poin-poin diatas adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin transformasional, hal-hal tersebut telah diterapkan oleh Ir. Sukur Nababan seperti poin pertama yaitu menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru. Beliau selalu mengingatkan dan memberi semangat bahwa kita bekerja adalah untuk mengabdi pada masyarakat, untuk membahagiakan orang-orang yang kita cintai. Bukan sekedar untuk mencari penghasilan, dengan begitu dalam menjalankan pekerjaan tidak pernah dengan paksaan ataupun tekanan namun dengan senang hati.
Hal yang kedua adalah menurunkan visi misi yang beliau punya kepada para kolega dan pengikutnya, sehingga visi dan misi yang diharapkan bersama dapat terwujud. Hal ketiga adalah mengembangkan kemampuan dan potensi kolega dan  pengikutnya sehingga menjadi lebih tinggi, hal ini pula telah dilakukan oleh Ir. Sukur Nababan. Dalam bentuk mengadakan pembelajaran untuk membangun bisnis yang besar seperti yang telah beliau buktikan. Ilmu-ilmu yang beliau miliki diberikan kepada para pengikut-pengikutnya. Yang dapat meningkatkan kemempuan dan potensi para pengikutnya.
Poin yang keempat adalah memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasinya. Ir. Sukur Nababan selalu memberi motivasi kepada para pengikutnya agar tidak pernah berhenti untuk berjuang karena perjuangan yang masing-masing individu lakukan pasti bermanfaat untuk organisasi yang mereka miliki. Pengertian dari motivasi adalah proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan sebagainya. (dalam Kepemimpinan dan Motivasi : Wahjosumidjo). Motivasi juga bisa diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah tercapainya tujuan organisasi.

F.      Kesimpulan
Pemimpin dan kepemimpinan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena kepemimpinan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan ada bermacam-macam begitu pula dengan tipe pemimpin salah satunya adalah pemimpin transformasional. Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu melakukan perubahan, seorang pemimpin transformasional telah dijumpai di indonesia seperti gubernur DKI Jakarta  Jokowi dan Ir. Sukur Nababan salah satu anggota DPR RI.
Pemimpin yang diharapkan juga adalah pemimpin yang efektif yaitu pemimpin yang anggota kelompoknya merasa bahwa kebutuhan mereka terpenuhi dan pemimpin sendiri bahwa kebutuhannya juga telah terpuaskan. (dalam kepemimpinan yang efektif: Thomas Gordon). Keberhasilan seorang pemimpin dapat dinilai dari keberhasilannya dalam membangun perekonomian bangsa, dan keberhasilan itu bisa ditunjukan oleh salah satu pemimpin transformasional kita yaitu Bpk. Ir. Sukur Nababan.
Seorang pemimpin transformasional inilah yang di idam-idamkan oleh masyarakat karena dia mampu untuk melakukan perubahan-perubahan baik dalam ruang lingkup besar maupun ruang lingkup sekitarnya saja. Sosok Ir. Sukur Nababan ialah pemimpin yang dapat dijadikan sebagai contoh untuk memipin para pengikutnya beliau lah yang sudah membantu ribuan masyarakat indonesia, dan merubah karakter ribuan pemuda indonesia menjadi lebih baik serta beliau lah yang menciptakan banyak pemimpin-pemimpin muda di indonesia.
















DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah,  M. Asrori, “Definisi Kepemimpinan”, www.kabar-pendidikan.blogspot.com, diakses pada Jum’at, 5 April 2013.
Bennis, Warrent dan Nanus, Burt, 1990. Kepemimpinan Strategi Dalam Mengemban Tanggung Jawab. Erlangga. Jakarta.

Dobeldobel dot, “Ir. Sukur Nababan, Caleg PDIP No.1 DPR RI, dapil Kota Bekasi dan Depok”, www.profiltokoh.com, diakses pada Jum’at, 5 April 2013.

Gordon, Thomas, 1190. Kepemimpinan Yang Efektif. Cetakan ke-2.  Rajawali. Jakarta.

Gunawan, Imam, “Kepemimpinan Transformasional”, www.imamgunawan.blogspot.com, diakses pada Jum’at, 5 April 2013.
Harahap, Amir Syariffudin, “Ensiklopedia Tokoh Batak”, www.Ensiklopedia.com, diakses pada Jum’at, 5 April 2013.
Kartodirdjo, Sartono, 1984. Kepemimpinan Dalam Dimensi Sosial. Pertja.Yayasan Obor Indonesia.
Mar’at, 1984. Pemimpin dan Kepemimpinan. Cetakan ke-2. Yudhistira. Jakarta Timur.
Wahjosumidjo, 1987. Kepemimpinan dan Motivasi. Cetakan ke-3. Yudhistira. Jakarta Timur.

Yustiono, Eris, “Kepemimpinan Transformasional”, oncom_tea@yahoo.com, diakses pada Jum’at, 5 April 2013.