Nama : Fitriani Nur Amanah
NIM : F1A011054
TUGAS
SOSIOLOGI AGAMA ANALISIS KASUS
http://www.eramuslim.com Redaksi – Kamis, 30 Jumadil Awwal 1434 H / 11
April 2013 16:22 WIB. Diakses pada tgl 12 April 2013.
Din Syamsudin : Kekuatan Modal Berselingkuh
dengan Aparat Negara, maka Timbul Banyak Kekerasan di Tanah Air
Desakan
untuk membubarkan densus 88 terus mengemuka pasca-beredarnya video
kekerasan, yang diduga dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 kepada
terduga teroris di Poso.
Ketua
Presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI), Ratna Sarumpaet,
menegaskan yang terpenting saat ini bukan hanya membubarkan densus 88,
melainkan mencari tahu siapa otak dibalik Densus 88 itu.
“Siapa
dibelakang mereka, siapa otak yang menggerakan mereka, itu yang penting,” tegas
Ratna dalam acara diskusi “Memberantas Terorisme Tanpa Teror dan Melanggar HAM”
di Gedung PP Muhamadiyah, Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Dalam diskusi
tersebut, Ratna sempat menunjukan sebuah keping video berisi kekerasan yang
diduga dilakukan oleh Densus 88. Dia mengaku mendapatkan video tersebut dari
Belanda, dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, agar bisa dimengerti
oleh masyarakat Indonesia. Video tersebut sudah dia sebar ke sejumlah tempat
termasuk pesantren dan gereja-gereja.
Sementara,
Ketua PP Muhamadiyah Din Syamsudin mengatakan adanya upaya kekuatan modal
berselingkuh dengan aparat negara, sehingga menurutnya tidak heran jika aparat
negara sering membela kekerasan-kekerasan yang kerap terjadi di Tanah Air.
Merasa
korpsnya dipojokkan oleh isu kekerasan, Kabag Humas Mabes Polri Boy Rafli Amar
menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh anggota Densus 88, adalah murni untuk
menegakan hukum, bukan atas didasari kebencian terhadap umat agama tertentu.
“Yang dilihat
petugas adalah perbuatan yang dilakukan bukan dalam konteks agama. Kalau pelaku
melakukan perbuatan melakukan peledakan, membuat bom itu yang kami tindak,”
tutur Boy. (Dz/okz)
Pembahasan:
Berita
diatas merupakan berita tentang kekerasan yang berhubungan dengan agama, yaitu tentang
peristiwa teroris yg terjadi di Poso. Dimana adanya dugaan bahwa yang melakukan
tindak kekerasan teroris dan pelanggaran HAM adalah densus 88. Berkaitan erat
dengan pengertian dan pemahaman agama sendiri bahwa dalam agama ada pelajaran
yang melarang tentang tindak
kekerasan baik dalam agama islam maupun agama lain. Karena semua agama memang
mengajarkan persatuan dan perdamaian.
Agama
memang sekarang tidak sesuai lagi dengan fungsi manifesnya lagi atau fungsi
nyata dimana agama sebagai pemersatu umat, tetapi sudah memiliki banyak fungsi
laten atau fungsi tersembunyi antara lain sebagai alasan untuk melakukan tindak
kekerasan. Beberapa istilah
yang perlu kita fahami sebelum mengkaji lebih dalam tentang berita diatas,
dilihat dari segi sosiologi agama. Ada konsep tentang agama dan kekerasan,
pengertian agama ialah system kepercayaan, system ibadah, system
kemasyarakatan dan sumber system nilai. Dimana agama merupakan sesuatu yang
diyakini oleh manusia sebagai sesuatu yang suci dan sakral. Dalam suatu agama terdapat
nilai-nilai yang harus diamalkan karena dianggap baik dan nilai-nilai yang
harus dijauhi karena dianggap tidak baik. Nilai-nilai tersebut dalam agama satu
dengan agama lain berbeda-beda.
Sementara
pengertian agama secara etimologi adalah peraturan dimana agama berasal dari
bahasa sangsekerta yaitu
agama terdiri dari ‘a’ yang berarti tidak dan ‘gamma’ yang berarti kacau,
digabungkan menjadi tidak kacau.Maksud dari tidak kacau ini bahwa agama ialah
system keteraturan. Selain
pengertian secara etimologi agama juga memiliki pengertian secara terminology
menurut beberapa ahli salah satunya menurut Harun Nasution, agama adalah suatu
system kepercayaan dan tingkah laku yang berasal dari suatu kekuatan yang
ghaib. Kekuatan ghaib disini berupa kekuatan tuhan.
Menurut
Al-Syahrastani, agama adalah kekuatan dan kepatuhan yang terkadang biasa
diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat). (M.
Ali Yatim Abdullah,2004:5) kepercayaan
adanya
surga dan neraka.
Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatur, dan yang bersifat berbeda dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolute yang disebut Tuhan. (Abu Ahmadi,1984:14)
Menurut Prof. Dr. Bouquet mendefinisikan agama adalah hubungan yang tetap antara diri manusia dengan yang bukan manusia yang bersifat suci dan supernatur, dan yang bersifat berbeda dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolute yang disebut Tuhan. (Abu Ahmadi,1984:14)
Agama
memiliki hubungan erat dengan kepercayaan, ketika membahas agama pasti muncul
istilah kepercayaan dimana makhluk beragama pasti percaya dengan agama yang
dianutnya.Pengertian kepercayaan disini adalah meyakini sesuatu itu benar,
sehingga kepercayaan terhadap agama adalah yakin bahwa agama itu benar adanya.
Pengertian-pengertian diatas
adalah pengertian agama secara khusus dalam ruang lingkup keagamaan, selain
agama dalam konteks kepercayaan terhadap tuhan kita lebih menitikberatkan
pengertian agama secara etimologi yang lebih berhubungan dengan masyarakat
dimana agama adalah sebuah system yang keteraturan. Sesuai dengan kajian
sosiologi agama yang mempelajri masyarakat agama secara sosiologis guna
mencapai keterangan-keterangan ilmiah. Objek kajian sosiologi agama salah
satunya adalah mengkaji perubahan-perubahan dalam masyarakat yang disebabkan
oleh agama baik yang positif ataupun yang negative, seperti kerukunan antar
golongan agama dan konflik-konflik yang terjadi.
Konsep selanjutnya yaitu kekerasan,
pengertian kekerasan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh satu
orang atau lebih yang merasa memiliki kekuatan terhadap individu atau kelompok
lain yang tidak memiliki kekuatan. Menurut Wignyosoebroto (1997) pengertian
kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sejumlah
orang yang berposisi kuat (atau yang tengah merasa kuat) terhadap seseorang
atau sejumlah orang yang berposisi lebih lemah (atau yang tengah dipandang
berada dalam keadaan lebih lemah), berdasarkan kekuatan fisiknya yang superior,
dengan kesenjangan untuk dapat ditimbulkannya rasa derita di pihak yang tengah
menjadi objek kekerasan itu. Namun, tak jarang pula tindak kekerasan ini
terjadi sebagai bagian dari tindakan
manusia untuk tak lain dari pada melampiaskan rasa amarah yang sudah tak
tertahan lagi olehnya.
Menurut
Santoso (2002 : 24) kekerasan juga bisa diartikan dengan serangan memukul (assault and battery)
merupakan kategori hukum yang mengacu padat indakan illegal yang
melibatkan ancaman dan aplikasi actual
kekuatan fisik kepada orang lain. Serangan dengan memukul dan pembunuhan secara
resmi dipandang sebagai tindakan individu meskipun tindakan tersebut
dipengaruhi oleh tindakan kolektif.
Pengertian kekerasan yang disebutkan
diatas mewakili tindakan terorisme yang marak terjadi. Kekuatan merupakan salah satu unsur dalam
kekerasan, wacana dalam berita online diatas Din Syamsuddin mengatatakan bahwa adanya
upaya kekuatan modal berselingkuh dengan aparat negara, sehingga menurutnya
tidak heran jika aparat negara sering membela kekerasan-kekerasan yang kerap
terjadi di Tanah Air.
Maksudnya, saat ada pihak-pihak yang ingin mengungkap permasalahan yang ada
sekarang ini seperti permasalahan tentang siapa yang sebenarnya melakukan
tindak kekrasan teroris yang diduga pelakunya adalah densus 88. Ada pihak yang
menutup-nutupi masalah ini, pihak aparat negara mengatakan bahwa pasukannya
melakukan tindak kekerasan semata hanya ingin menegakkan hukum bukan atas
kebencian terhadap umat agama tertentu. Jika memang ada pihak-pihak yang
memiliki kepentingan tertentu maka jelas bahwa ada aparat egara yang memang
memberi kekuatan sehingga permasalahan yang berhubungan dengan agama dan negara
ini tidak kunjung usai.
Agama sekarang ini bukan sekedar
system kepercayaan, namun sudah dijadikan sebagai pintu untuk masuk kedalam
dunia politik. Memang kedua hal tersebut sangat erat hubungannya dengan
masyarakat, sehingga agama disini memiliki posisi sebagai tempat pelarian. Sesuai
dengan teori Karl Marx bahwa agama itu candu. Contohnya dalam proses pemilu ada
yang namanya masa kampanye, saat itulah para calon gencar menebar janji kepada
masyarakat dalam janji-janji mereka, ada unsur-unsur yang membawa nama
agama-agama tertentu. Karena masyarakat memang cenderung condong kepada para
pemimpin yang bisa dikatakan agamis. Hal ini pula yang terkadang menimbulkan
konflik-konflik dalam pemerintahan yang akhirnya agama menjadi latar
belakangnya.
Kekerasan
yang terjadi di Indonesia saat ini memang sudah tidak di hiraukan lagi oleh
aparat negara karena ada dugaan bahwa tindak kekerasan yang terjadi belakangan
ini aparat negara memiliki peran penting didalamnya. Sehingga upaya untuk
memeberantas kekerasan yang terjadi jika dilakukan oleh pihak-pihak tertentu
saja tanpa adanya campur tangan aparat akan sia-sia. Hal demikian ini berhubungan
dengan moral individu-individu yang ada dalam aparat negara, sudah tidak
dihiraukan lagi padahal moral individu pastinya akan dikaitkan dengan agama
individu tersebut, jika moral individu baik maka akan mencerminkan bahwa
agamanya baik pula dan sebaliknya jika moralnya buruk maka agamnya buruk.
Tentang moral
individu ini bisa dikaitan dengan isi dari The Elementary Form Of The Religious
Life milik Emile Durkheim dimana agama sebagai bentuk moral order – social
conciousness. Moralitas disini memiliki peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Kesimpulannya bahwa agama dan masyarakat tidak dapat dipisahkan
karena keduanya saling memiliki keterkaitan, seperti teori-teori tentang
sosiologi agama bahwa agama diciptakan oleh masyarakat sehingga tanpa adanya
masyarakat maka agama tidak ada, adapula teori yang mengatakan bahwa agama
merupakan kebutuhan dari masyarakat. Sesuai fungsi agama dalam masyarakat yaitu
menyangkut tiga aspek sistem sosial, kebudayaan dan kepribadian. Ketiga
komponen ini merupakan kompleks fenomena sosial terpadu yang dapat diamati
dalam perilaku manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar